Kamis, 25 Maret 2010

STUDI KASUS ANALISA REAKSI PASAR TERHADAP LUMPUR LAPINDO

Di era globalisasi saat ini, berbagai kemelut ekonomi sedang melanda pemerintah Indonesia, salah satu dampak terbesar yang mempengaruhi perekonomian saat ini adalah bencana lumpur Lapindo yang terjadi di Sidoarjo Jawa Timur. Dimana, Jawa timur sendiri merupakan salah satu daerah industri terbesar di indonesia. Semburan lumpur mengakibatkan kelumpuhan industri, menurunnya distribusi produk ekspor, lamanya jarak tempuh transportasi antar kota, dan hancurnya industri pariwisata. Belum lagi kehancuran infrastruktur seperti rel kereta api, jalan Tol Porong-Gempol yang merupakan nadi utama transportasi ditutup secara permanen, dan jalan-jalan umum lainnya.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana reaksi pasar terhadap lumpur Lapindo. Diamana event yang diambil adalah pada tanggal 8 September 2006, saat adanya informasi dari ahli geologi bahwa lumpur Lapindo termasuk kategori lumpur yang hanya dapat dihentikan sendiri oleh alam. Dengan menggunakan harga saham dan volume perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta. Ditinjau dari segi data dan analisis, penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif, dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Perhitungan abnormal return menggunakan Market Adjusted Model, sehingga tidak menggunakan periode estimasi. Hasil penelitian ini menggunakan alat analisis deskripsi untuk melihat ada tidaknya reaksi pasar terhadap informasi tersebut. Penelitian ini juga menggunakan Paired Sample T-Test untuk melihat perbedaan rata-rata abnormal return dan TVA yang ada di periode peristiwa. Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 35 perusahaan yang diambil secara acak dengan metode purposive sampling. Periode pengamatan yang dilakukan adalah 15 hari yakni 7 sebelum dan 7 hari sesudah adanya informasi lumpur Lapindo tidak dapat dihentikan. Dan 1 hari pada saat kejadian. Periode pengamatan 15 hari dilakukan karena penelitian ini bersifat nonkeuangan sehingga responnya agak lamban. Dari hasil alat uji menggunakan analisis deskripsi terbukti bahwa pengumuman direspon oleh pasar di hari -5 dan +6 setelah pengumuman. Untuk TVA tidak ditemukan adanya reaksi pasar disekitar peristiwa. Dari hasil analisis paired sampel t-test pada abnormal return didapat signifikansi 0.273. Oleh karena tingkat probabilitas > 0.05 maka Ho1 diterima artinya harga saham-saham perusahan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tidak terpengaruh dengan adanya informasi lumpur Lapindo tidak dapat dihentikan. Sedangkan untuk TVA nilai t-hitungnya sebesar 0.116 lebih kecil dari T table sebesar 2.447. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis yang telah ditetapkan, maka Ho diterima dan Ha ditolak


sumber : http://digilib.uin-suka.ac.id/index.php